Refleksi Pandemi

Menyandang status sebagai orang dengan positive corona di masyarakat kita memang tidak mudah.  Jika kita mendengar kata positive biasanya menyangkut sesuatu yang baik, tetapi tidak bagi positive corona. Apa yang membuat menjadi tidak mudah? pertama jika sudah mendapat label positif dia harus berjuang untuk menjadi negatif dengan mengisolasi diri, kedua status positive membuat dia dan keluarganya dijauhi oleh masyarakat. Ada banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut, salah satu diantaranya, sebagai pandemi yang sedang luar biasa menjadi trending topic di dunia setiap hari di tahun 2020, corona membuat masyarakat terbelah menjadi 2 golongan besar, golongan yang paranoid terhadap virus corona dan golongan yang cuek karena tidak melihat corona merupakan sesuatu yang membahayakan. Namun demikian saya kira 2 golongan tersebut dalam hati kecilnya mengatakan "hey ok corona boleh ada tapi aku dan keluargaku jangan sampai kena". Hal tersebut membuat jika ada yang berstatus posive corona dia akan dijauhi oleh masyarakat karena mendapat stigma mereka pembawa virus karena mengabaikan aturan. Memang ketakutan tersebut bisa dimengerti karena di masyarakat kita yang sangat komunal ini berinteraksi dan bergaul menjadi hal yang "wajib" untuk dilakukan, sementara virus ini sangat suka dengan orang yang menghabiskan waktu dengan mengobrol dan ditambah kontak fisik yang notabene merupakan kearifan lokal masyarakat Indonesia. Disisi lain masyarakat bingung dengan cara penanganan corona dari sumber-sumber WA, Fb dan media online lain yang beraneka macam dan tidak jelas sumbernya sehingga masyarakat mempunyai keyakinan sendiri-sendiri untuk menghadapi pandemi ini.

Ada anggapan jika positive corona itu merupakan takdir, meskipun terdapat fakta-fakta bahwa banyak yang terkena corona karena mengabaikan protocol corona namun terdapat juga terkena corona justru karena sedang menunaikan tugas dan kewajibannya meski protokol sudah diterapkan. Jika dilihat di masyarakat dengan masih banyaknya pengabaian terhadap protokol kesehatan rasanya kok yang mendapat predikat positive masih sangat kurang, jikapun memang demikian mungkin karena tuhan masih menyayangi kita sehingga orang yang positive corona tidak signifikan dibanding jumlah penduduk di Indonesia. Jika positive corona didapatkan pada orang yang karena bergejala kemudian test secara mandiri maka yang tidak bergejala dan bergejala ringan yang menyebabkan mereka tidak sadar sudah terinfeksi virus dan mereka tidak pernah melakukan test apapun  kemungkinan jumlahnya jauh lebih besar dibanding yang sekarang mempunyai label positive corona.

Ada ungkapan yang cukup menggelitik: "pandemi ini tidak akan berakhir dengan hanya menunggu waktu berjalan tapi harus ada langkah-langkah yang nyata untuk mengakhirinya". Seperti halnya resolusi setiap tahun baru, "tahun 20121 saya ingin kurus tapi seiring waktu berjalan kebiasaan yang sudah-sudah diulang lagi", yang ada bukan kurus yang didapat namun timbunan lemak yang semakin menggunung, kecuali jika Tuhan menghendaki yang lain, namun Tuhan tidak akan bertindak tanpa ada usaha dari umatnya.

Comments

Popular Posts